Posts

Showing posts from July, 2010

Buah Ketekunan

Buah Ketekunan Bacaan hari ini:  Ibrani 12:1-3 Ayat mas hari ini:  Ibrani 12:2 Bacaan Alkitab Setahun:  Mazmur 54-56; Roma 3 Saat berangkat dari rumah pagi-pagi, saya melihat siput itu di bawah pohon, merayap ke atas perlahan.  Sejenak saya memperhatikan. “Kapan nyampainya?” begitu pikiran yang tebersit di benak saya. Ya, siput itu merayap begitu perlahan. Mungkin semilimeter setiap langkah. Padahal pohon itu juga tidak mulus; penuh gurat kulit pohon yang pecah, ada benjolan bekas dahan patah, juga lekukan entah bekas apa. Namun, siput itu terus merayap, pelan tetapi pasti. Siangnya, sekembali ke rumah, saya melihat siput itu sudah berada di dahan atas. Untuk melihatnya, saya harus mendongakkan kepala. Sungguh sebuah pencapaian yang luar biasa, mengingat begitu perlahannya siput itu merayap dan begitu banyaknya “tantangan” yang harus ia lalui. Itulah buah ketekunan. Sayangnya dalam lingkup pelayanan dan hidup beriman, ketekunan itu tampaknya sudah semakin langka, digantikan “menta

BUkan Hanya menghibur

Bukan Hanya Menghibur Bacaan hari ini:  2 Tawarikh 6:12-17 Ayat mas hari ini:  2 Tawarikh 6:13 Bacaan Alkitab Setahun:  Mazmur 46-48; Kisah Para Rasul 28 Setelah menyimak oratorium Messiah, seseorang mendatangi George Frideric Handel, komposer musik panjang tersebut.  Ia memuji dan menyatakan betapa para penonton sangat terhibur oleh karya itu.  Oratorium memang mirip dengan musik opera, hanya saja tanpa drama dan pembabakan, dan mengandung unsur hiburan yang kuat. Namun, dalam karya yang memotret sosok Kristus ini, Handel memiliki tujuan yang berbeda. Hiburan hanyalah tujuan samping. Maka, ia menanggapi orang itu dengan berkata, “Saya sungguh prihatin kalau ternyata hanya berhasil menghibur mereka—saya berharap membuat mereka menjadi lebih baik.”  Lebih dari sekadar menggubah mahakarya, ia ingin memperkenalkan dan memasyhurkan Mesiasnya. Salomo membangun Bait Allah yang megah. Perlu tujuh tahun untuk mendirikannya, dengan materi dari kayu berkualitas terbaik yang dilapisi emas. S

air susu di balas air tuba

Air Susu Dibalas Air Tuba Bacaan hari ini:  Yehezkiel 16:1-22 Ayat mas hari ini:  Yehezkiel 16:22 Bacaan Alkitab Setahun:  Mazmur 43-45; Kisah Para Rasul 27:27-44 Peribahasa “air susu dibalas air tuba” tentu sudah kerap kita dengar, dan kita merasa tak mungkin membalas kebaikan seseorang dengan kejahatan.  Akan tetapi, sadarkah kita bahwa orang percaya yang berbuat dosa, juga dapat disebut tidak tahu diri dan tidak tahu berterima kasih? Seperti perbuatan-perbuatan keji bangsa Israel, yang dipaparkan dalam bacaan kita sebagai sikap tidak tahu membalas budi Tuhan. Yerusalem membalas kebaikan Tuhan dengan perbuatan-perbuatan yang menyakiti hati-Nya. Yerusalem adalah ibarat bayi yang dibuang orangtuanya. Dengan belas kasih, Tuhan memelihara dan membesarkannya (ayat 6,7). Bahkan, sebagai wujud kasih yang dalam, Tuhan “memperistri” Yerusalem (ayat 8-13). Inilah gambaran perjanjian anugerah Tuhan kepada Israel. Namun, apa balasan Yerusalem? Segala kebaikan dan tanda kasih Tuhan “dihambur

Memercayakan Diri

Image
Memercayakan Diri Bacaan hari ini:  Ibrani 11:5,6 Ayat mas hari ini:  Kejadian 5:24 Bacaan Alkitab Setahun:  Mazmur 40-42; Kisah Para Rasul 27:1-26  Seorang bapak cemas. Pesta pernikahan anaknya akan digelar di alam terbuka beberapa hari lagi. Padahal tiap hari turun hujan. Jika hujan turun saat pesta berlangsung, semua acara bisa berantakan! Seorang teman menawarkan solusi. “Pakailah pawang hujan,” ujarnya, “Serahkan saja kepadanya, semua pasti beres!” Sebagai orang beriman, sang bapak menolak. Ia merenung: “Daripada memercayakan diri pada pawang, lebih baik aku memercayakan diri kepada Yesus, Raja alam raya.” Ia pun bertelut. Berserah. Hatinya menjadi tenang. Saat pesta berlangsung, cuaca ternyata cerah! Beriman berarti memercayakan diri kepada Tuhan dan kuasa-Nya. Orang yang beriman harus yakin bahwa Allah ada dan sanggup memberi upah kepada mereka yang sungguh-sungguh mencari-Nya. Sikap iman seperti ini ditunjukkan oleh Henokh. Kitab Kejadian mencatatnya sebagai orang yang “hi

Belenggu Kemalasan

Belenggu Kemalasan Bacaan hari ini:  Amsal 6:4-11 Ayat mas hari ini:  Pengkhotbah 10:18 Bacaan Alkitab Setahun:  Ayub 25-27; Kisah Para Rasul 12 Si Didi ingin latihan angkat beban. Remaja ini memang kegemukan. Ketika ia bersama ayahnya melewati toko perlengkapan olahraga, Didi minta dibelikan barbel seberat sepuluh kilogram. Ayahnya tahu anaknya pemalas, maka ia bertanya, “Kalau Ayah belikan, apa kamu nanti akan memakainya tiap hari?” Didi menjawab, “O, tentu! Aku janji deh.” Sang ayah lalu membayar di kasir dan menyuruh Didi membawa barbel itu ke mobil.  Baru beberapa detik, si Didi sudah mengeluh, “Tolong bawakan dong, Yah!  Ini berat sekali!” Kemalasan adalah rasa segan untuk bekerja atau berjuang. Para pemalas tidak mau bersusah payah mengeluarkan tenaga maupun pikiran. Jika diperhadapkan dengan perkara sulit, ia suka menunda-nunda. “Besok saja! Nanti saja!” Seorang pemalas bisa saja bercita-cita tinggi, tetapi ia ingin mencapainya dengan cara yang mudah, nyaman, dan tanpa me